Dengan semakin pesatnya pertumbuhan masyarakat di Indonesia, tentu akan menyebabkan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap energi dan semakin bertambahnya limbah yang dihasilkan dari konsumsi rumah tangga. Salah satu limbah tersebut adalah minyak jelantah yang akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi pencemaran tersebut perlu dilakukan pemanfaatan dan pengolahan terhadap limbah tersebut. Salah satunya adalah penelitian untuk memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair, yang akan digunakan dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR). EOR adalah suatu metode tahapan pengembangan lapangan minyak yang digunakan untuk meningkatkan perolehan minyak pada suatu sumur dengan cara mengangkat volume minyak yang sebelumnya tidak bisa diproduksi, dengan kata lain, metode EOR ini mengoptimalkan suatu sumur minyak yang masih menyimpan minyak-minyak yang kental, berat, poor permeability dan irregular faultlines agar bisa diangkat ke permukaan. Percobaan dilakukan pada skala laboratorium dengan memanfaatkan minyak jelantah yang berasal dari limbah minyak fried chicken, sebagai bahan dasar pembuatan surfaktan. Percobaan dilakukan dengan berbagai macam konsentrasi surfaktan dan brine bersalinitas 15.000 ppm. Penelitian diawali dengan pembuatan sabun cair dengan mencampurkan minyak jelantah yang sudah dimurnikan. Pemurnian minyak jelantah dilakukan dengan memasukkan arang karbon aktif dilakukan delama kurang lebih 48 jam, kemudian minyak jelantah yang sudah dimurnikan dicampur dengan KOH sebagai katalisnya. Komposisi pembuatan sabun berasal dari mesin hitung pembuatan sabun dari www.soapcalc.net. Dibuat 3 macam persentasi air dakam minyak, yaitu sebesar 25%, 32%, dan 38%, untuk selanjutnya disebut dengan larutan B1 (25%), B2 (32%) , dan B3 (38%), . dari hasil percobaan pengukuran IF, sabun cair yang dapat dipakai pada percobaan ini adalah sabun cair yang berasal dari minyak jelantah yang dengan kadar air dalam minyaknya sebesar 32% (larutan B2) Pemilihan nilai 32% berasal dari pengukuran IFT dari sabun cair tersebut, karena larutan tersebut berada pada titik CMC. Air formasi sintetik yang digunakan pada percobaan ini bersalinitas 15.000 ppm, yang dibuat dengan mencampurkan 15 gram NaCl ke dalam 1000 ml aquadest. Lalu diukur sifat fisik fluida dan sifat fisik batuannya. Dari serangkaian percobaan yang dilakukan, perolehan minyak pada temperatur 30°C terbaik pada surfaktan konsentrasi 1%, yaitu sebesar 39% dan perolehan terbaik yang dilakukan pada temperatur 70°C adalah pada konsentrasi 1,1% yaitu sebesar 43%.
Oleh :
Prayang Sunny Yulia