Gigi pasca trauma pada usia muda dapat menyebabkan terhentinya pembentukan apikal gigi dan memer- lukan perawatan endodontik. Perawatan tersebut masih dapat mengalami kegagalan dan baru terdeteksi beberapa tahun setelahnya. Kegagalan perawatan endodontik dapat menimbulkan terjadinya lesi periapikal yang luas dan menyebabkan kegoyangan gigi. Tujuan Membahas tata laksana perawatan bedah endodontik pada gigi dengan lesi periapikal yang luas. Kasus: Pasien perempuan usia 16 tahun dengan kondisi pembengkakan besar pada palatum dan telah berulang sebanyak 2 kali. Lesi pernah pecah dan pasien merasakan asam dari cairan yang keluar. Gigi 11 memiliki riwayat trauma pada usia 8 ta- hun dan dirawat hingga selesai pada tahun 2014. Perawatan lanjutan berupa mahkota pasak inti dilakukan tahun 2019. Hasil pemeriksaan CBCT menunjukkan lesi sebesar 11,8mm x 9,02mm x 13,37mm terjadi pada periapikal gigi 11. Manajemen: Perawatan bedah endodontik pada gigi 11 didahului dengan melakukan splint composite dan pita fiber pada gigi anterior atas. Flap mukoperiosteal dibuat dengan desain rectangular flap. Enukleasi serta kuretase dilakukan dibawah magnifikasi dental operating miroscope (DOM) dan jaringan yang terambil dikirim ke lab patologi anatomi. Reseksi akar dilakukan 4mm dari apikal gigi dan dilanjutkan dengan preparasi apikal menggunakan ultrasonik sedalam 6mm dengan bantuan magnifikasi DOM. Jaringan pada defek diirigasi dengan larutan salin dan gentamisin. Retrograde filling menggunakan MTA dengan ban- tuan DOM untuk memastikan pengisian yang baik dan flap dijahit pada area interdental papil dan sayatan vertikal. Kontrol 3 bulan menunjukkan pertumbuhan tulang melalui radiograf periapikal. Kesimpulan: Tatalaksana bedah mikroendodontik dalam menangani gigi dengan lesi periapikal luas dapat mempertahankan gigi tersebut. Kata kunci: Bedah Endodontik, MTA, Microsurgery, Retrograde Filling
Oleh :
Ade Prijanti Dwisaptarini