Koagulasi terjadi karena adanya interaksi antara koagulan dengan kontaminan seperti partikel koloid. Koagulasi merupakan proses penambahan koagulan pada air baku yang menyebabkan terjadinya destabilisasi dari partikel koloid agar terjadi agregasi dari partikel yang telah terdestabilisasi tersebut dan membentuk partikel dengan ukuran yang lebih besar, sehingga dapat dihilangkan pada unit sedimentasi. Pengadukan cepat bertujuan untuk mendispersikan koagulan secara merata ke dalam air baku untuk memacu pembentukan flok. Pada proses koagulasi menggunakan alum, interaksi yang terjadi adalah antara partikel koloid dengan produk hidrolisa aluminum yang terbentuk pada kondisi tertentu. Produk hidrolisa aluminum terbentuk dalam waktu yang sangat singkat sehingga diperlukan pengadukan dengan intensitas tinggi agar spesies ini dapat teradsorpsi di permukaan koloid. Makalah ini merupakan kajian awal berdasarkan operasional dari 11 unit koagulasi yang menggunakan baik alum maupun PAC. Air baku yang diolah adalah air permukaan dengan kekeruhan berkisar antara 20 – 224 NTU. Terdapat indikasi adanya peningkatan dosis alum yang digunakan seiring dengan peningkatan kekeruhan air baku dari kekeruhan rendah hingga sedang. Namun koagulan PAC menunjukkan kecenderungan penurunan dosis yang digunakan sesuai peningkatan kekeruhan air baku. Secara umum, IPA melakukan penurunan intensitas atau gradien kecepatan pengadukan sejalan dengan adanya peningkatan kekeruhan air baku
Oleh :
Winarni