Repository Karya Ilmiah Universitas Trisakti

DETAIL KOLEKSI
Pemanfaatan Energi Terbarukan Sebagai Energi yang Ramah Lingkungan

Perubahan iklim adalah isu yang menentukan di zaman kita dan kita berada pada momen yang menentukan. Salah satu penyumbang perubahan iklim dunia terbesar berasal dari sektor energi, terutama energi yang berasal dari energi fosil. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan perubahan iklim adalah dengan melakukan shifting atau beralih ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Secara operasional, energi baru terbarukan menghasilkan emisi karbon yang sangat minimal bahkan tidak sama sekali. Sehingga membantu dalam memberikan solusi terhadap permasalahan perubahan iklim, serta memberikan keuntungan lainnya, yaitu mampu meningkatkan ketahanan energi suatu negara. Meskipun dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia dinilai masih sangat lambat. Berdasarkan data dari Renewable Energy Country Attractiveness Index 2018, Indonesia berada pada peringkat ke 38 dikalahkan oleh Tiongkok, India, Filipina, dan Thailand (Darma et.al., 2019). Salah satu kendala utamanya adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai energi baru terbarukan. Energi baru terbarukan yang berpotensi untuk dapat dikembangkan di Indonesia adalah energi surya (matahari). Hal ini dikarenakan secara geografis Indonesia terletak di garis khatulistiwa sehingga wilayah Indonesia kaya akan sumber energi surya dengan intensitas radiasi matahari rata rata 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia (Lestari et.al., 2022). Sebagai negara maritim, sudah tentu seharusnya profesi nelayan menjadi profesi primadona di Indonesia. Namun, kenyataan jumlah nelayan terus menurun dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang dilansir di laman dataindonesia.id (dalam Firmansyah, 2024), Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2022 mencatat jumlah nelayan di Indonesia sejumlah 1,27 juta orang. Jika dibandingkan dengan data tahun 2021, maka terdapat penurunan jumlah nelayan sebesar 5,22%. Penurunan ini salah satunya berhubungan dengan kesejahteraan yang bisa diperoleh dari profesi nelayan. Hal ini tentu sangat miris sekali, karena dengan kekayaan sumber daya alam bahari yang begitu berlimpah, tetapi kenyataannya mayoritas nelayan Indonesia masih hidup dalam belenggu kemiskinan (Effendy, 2020). Pada tanggal 4 Maret 2024, tim gabungan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) Universitas Trisakti mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang berjudul “Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Energi Surya Sebagai Energi Yang Ramah Lingkungan Kepada Nelayan di Muara Karang, Jakarta Utara”. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan para nelayan, yaitu dengan mengurangi penggunaan energi fosil kemudian menggantinya dengan energi surya. Kenaikan harga bahan bakar ini akan mengakibatkan semakin tingginya biaya operasional yang dikeluarkan oleh para nelayan. Sehingga seringkali biaya operasionalnya melebihi penghasilan para nelayan dari hasil tangkapan yang mereka peroleh. Metode penyampaian materi dalam kegiatan PKM ini adalah dengan pembelajaran langsung sehingga lebih mudah diingat daripada hanya sekedar penyuluhan/sosialisasi. Pemilihan Lokasi PKM di Kampung Nelayan Muara Karang, Jakarta Utara dikarenakan oleh lokasinya yang berada tidak jauh dari Universitas Trisakti. Setelah dilakukannya pertemuan dengan para wakil dari nelayan di lokasi tersebut, diketahui bahwa masih rendahnya pengetahuan mereka terhadap energi baru terbarukan, termasuk energi surya. Oleh karena itu, sebagai tahap awal, akan dilakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan energi surya sebagai sumber penerangan dan sumber listrik di atas kapal.


IMG

Oleh :
Prayang Sunny Yulia