Kekurangan gizi pada anak merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas kematian, 45% kematian terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun terkait dengan kekurangan gizi. Prevalensi berat badan kurang berkisar antara 13,0% hingga 29,6%; berat badan sangat kurang berkisar antara 2,0% hingga 7,4%; angka wasting berkisar 10,6%. Pada beberapa kasus, kekurangan gizi atau weight faltering pada balita memiliki faktor-faktor potensial sebagai penyebab yaitu adanya asupan kalori yang tidak adekuat, gangguan absorpsi atau meningkatnya metabolisme tubuh akibat penyakit tertentu. Weight Faltering dapat dikaitkan dengan penyakit tuberkulosis (TB), terutama pada kasus TBC anak. Hubungan antara TB dan nutrisi bersifat dua arah, yaitu mengidap TB aktif menyebabkan penurunan berat badan, dan berat badan yang kurang dianggap sebagai faktor risiko terkena TB, baik melalui reaktivasi TBC laten atau berkembangnya penyakit primer progresif setelah infeksi. Salah satu gejala umum TBC paru aktif adalah penurunan berat badan atau kegagalan menambah berat badan (failure to thrive / weight faltering) yang tidak dapat dijelaskan pada anak-anak. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan terbesar yang penting di dunia. Tuberkulosis pada anak merupakan komponen penting dalam pengendalian TB dikarenakan jumlah anak yang berusia kurang 15 tahun adalah sekitar 40-50% dari jumlah seluruh populasi dan sekitar 500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahunnya. Pada tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat kedua angka kejadian TB tertinggi dengan jumlah kasus TB anak sebanyak 42.187 kasus. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 22 dari 10.000 balita di Indonesia menderita TB. Tujuan dari Diagnostik Komunitas ini adalah melakukan intervensi dalam upaya penemuan kasus TB pada balita dengan weight faltering dengan melakukan tes Mantoux untuk segera mendapatkan penatalaksanaan yang segera dan tepat. Hasil menunjukkan 9,3% balita dengan hasil Mantoux positif dari keseluruhan balita dengan weight faltering di wilayah Kelurahan Jati Padang.
Oleh :
Rudy Pou
