Hal baru yang ditemukan dari penelitian ini adalah aktivitas tradisi lebih kuat dari kepercayaan, yaitu pada aspek tradisi kirab/jutbio dan tradisi sembahyang/penghormatan kepada leluhur dan Dewa/Dewi. Tradisi yang dijalankan di kawasan Pecinan Lasem sudah bukan tradisi yang berkaitan lagi dengan tradisi Cina asli, tetapi tradisi yang dilakukan setempat dan sudah dibakukan lewat peraturan-peraturan pemerintah daerah setempat (peraturan-peraturan cagar budaya). Masyarakat Pecinan Lasem tidak lagi menjalankan tradisi berdasarkan kepercayaan tetapi hanya melanjutkan tradisi. Cerita aktivitas kirab dan aktivitas bangun rumah adalah meniru/pragmatis. Hasil penelitian ini menawarkan wawasan berharga tentang relasi antara tradisi dan kepercayaan dengan bentuk arsitektur Pecinan dan mengusulkan strategi untuk keberlanjutan praktek arsitektur Cina saat ini.
Oleh :
Yulindiani Iskandar
