Komunitas Budaya Gurat Indonesia (KBGI), merupakan lembaga independen yang dibentuk oleh para penulis dan peneliti seni rupa berbasis di Denpasar, Bali. Lembaga ini menitikberatkan pada program riset, dokumentasi, pengkajian dan pengembangan kebudayaan (visual culture), melalui presentasi gelaran seni rupa dan karya-karya kolaboratif yang melibatkan lintas seniman. Aktif menginisiasi riset dan pendokumentasian nilai-nilai budaya guna menggali, mengenali dan mengangkat potensi warisan dan nilai-nilai sejarah kebudayaan. Setiap tahun aktif menerbitkan buku kajian seni (rupa) dan kebudayaan Bali, ruang lingkup aktivitas KBGI tidak hanya sebatas Bali, kami juga aktif dalam mendukung praksis dan kajian-kajian seni di wilayah lain, seperti: Makassar, Gorontalo, Kalimantan dan Toba. Telah menerbitkan buku kajian Biografi Seniman seperti: I Gusti Nyoman Lempad, I Ketut Budiana, I Wayan Karja; Kajian Warna Bali dan Inventarisasi Tarian Rejang di Desa Tua-Bali. Serta buku-buku kumpulan tulisan yang pernah diterbitkan adalah, “Seni Rupa dan Kota” bekerjasama dengan FSRD ITB, “Tupalo” dan “Ma ledungga” bersama Huntu Art Distrik Gorontalo, “Leang-Leang Spirit” bersama Makassar Initiative Art Movement, buku “Mengupaya Lokus Baru” Banyuwangi dan Seni Rupa Indonesia dengan Langgar Art Banyuwangi serta buku “Hard-Iman”. Buku “Budaya Rupa” merupakan program untuk senantiasa konsisten mengupayakan publikasi kajian-kajian seni Indonesia secara berkesinambungan. Buku ini memuat beberapa kajian-kajian menarik tentang praksis dan wacana seni rupa di Bali, mulai dari “Dua Sosok Maestro Seni Rupa Bali Modern” yang menyandingkan sosok almarhum I Made Wianta dan I Nyoman Erawan oleh I Wayan Seriyoga Parta. Dilanjutkan kajian dengan pendekatan teori-teori kritis tentang seni komik “Perlawanan Tokoh Amba Terhadap Hegemoni Patriarki Dalam Komik Wayang Epik Mahabharata Karya Gun Gun”, oleh I Wayan Nuriarta, Ida Ayu Dwita Krisna Ari dan Alit Kumala Dewi. Tulisan ini mencerminkan keragaman praksis seni rupa yang tidak hanya terfokus pada seni lukis, Nuriarta dkk membuat kajian menarik perihal komik khususnya yang yang mengangkat cerita epik Mahabarata. Berikutnya kajian tentang penciptaan kolaboratif trans disiplin “Wajah Ganda Bali Dalam Kolaborasi Karya Busana Dan Lukisan”, Oleh Vita Wulansari, I Gede Jaya Putra dan Safira Maisy dari Intitut Desain dan Bisnis Bali. Penciptaan karya seni mengkolaborasikan antara desain fashion dan seni lukis yang tengah marak dalam perkembangan seni rupa kontemporer. Kajian perkembangan seni rupa dalam lingkup isu nasional diwakili dalam tulisan “Monumen Ingatan: Menelusuri Jejak Rintisan Seni Rupa Modern Di Lombok”, oleh Sasih Gunalan dan I Nyoman Miyarta Yasa. Perkembangan seni rupa modern di Lombok yang juga memiliki keterkaitan dengan perubahan sosial budaya. Serta tulisan yang padat data mewacanakan “Seni Sebagai Penggerak Ekonomi Kerakyatan” oleh: I Wayan Sudana dan Hasmah, Dosen Seni Rupa dan Desain Universitas Negeri Gorontalo, hasil kajian tentang seni kriya di Gorontalo. Tulisan-tulisan ini sangat penting untuk membuka kembali pandora aspek-aspek modernitas dalam seni rupa Indonesia yang telah lama berpusaran pada pusat-pusat perkembangan, dan mengabaikan perkembangan yang ada di lokus-lokus lain yang dianggap pinggiran. Serta ekslusifitas wacana seni rupa yang cenderung mengabaikan geliat perkembangan seni kriya yang senyatanya berkontribusi nyata telah mendukung ekonomi kerakyatan. Ruang lingkup kajian dalam buku ini tidak menutup kemungkinan untuk kajian seni rupa dari berbagai lokus perkembangan lintas budaya, bangsa dan negara. Sebagaimana kajian tentang pendidikan seni yang menyoroti “Fenomena Pendidikan Inklusif Batik Indonesia - Malaysia”, oleh Farid Abdullah, Mohammed Iqbal Badaruddin, Aneeza Mohd. Adnan, Bambang Tri Wardoy. Kolaborasi trans regional dosen-dosen dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia, Universiti Teknologi MARA (UiTM) Kelantan, Malaysia, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia. Kajian dari lawatannya ke Zimbabwe penulis muda Dewa Ayu Eka Savitri Sastrawan dengan judul “Tahukah Kamu Harare”. Dua tulisan ini memberikan pengayaan pada pengkajian yang dapat dikembangkan ke depan, untuk memperkaya khasanah dan ruang lingkup kajian yang semakin lintas bangsa dan menginternasional. Terbitnya buku kumpulan tulisan seni rupa dan kebudayaan ini menjadi wujud nyata kami untuk secara konsisten mewacanakan perkembangan seni rupa, semoga kelak dapat menjadi bahan untuk membangun historiografi seni rupa Indonesia yang lebih komprehensif. Selamat membaca!
Oleh :
Bambang Tri Wardoyo