Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi klinis yang kompleks dan berlangsung terus-menerus mencapai lebih dari tiga bulan. Gejala yang ditimbulkan bisa ringan sampai berat. Terdapat berbagai penyakit penyebab nyeri kronis, bahkan terkadang penyebab nyeri itu sendiri tidak jelas. Survei wawancara kesehatan nasional tahun 2019 di Amerika Serikat menyatakan bahwa sekitar 1 dari 5 orang dewasa di sana mengalami nyeri kronis, dan lebih dari 7% yang menderita nyeri kronis sering membatasi aktivitas mereka. Namun, di Indonesia belum terdapat data mengenai hal tersebut. Nyeri kronis menyebabkan keterbatasan aktivitas sehingga menurunkan kualitas hidup seseorang. Terdapat banyak pilihan untuk penatalaksanaan nyeri, salah satunya adalah terapi nonfarmakologi seperti kompres panas-dingin, teknik pijat dan peregangan, terapi musik, serta aromaterapi yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi tubuh yang sakit, mengontrol emosi, menurunkan kelemahan, stres, kecemasan, serta mengurangi dosis pemberian obat-obatan pereda nyeri. Gout adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya nyeri kronis. Prevalensi gout di Amerika Serikat mencapai 3,9%, di Eropa mencapai 2,5%, dan di Indonesia mencapai 7,3%. Berdasarkan hal tersebut, tim pengabdian memberikan edukasi penanganan nyeri kepada warga setempat. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa penyuluhan penanganan nonfarmakologi nyeri kronis dan pelayanan kesehatan bagi warga di Kelurahan Angke. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanganan nonfarmakologi nyeri kronis. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 April 2024 pukul 07.00- 12.00 di Sekolah Dhammasavana wilayah Kelurahan Angke, Jakarta Barat. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan tertib. Perbandingan pengetahuan warga tentang penanganan nyeri kronis sebelum dan sesudah edukasi menunjukkan peningkatan sebesar 58,18%, yang berkontribusi pada kesejahteraan warga setempat. Kata Kunci: Gout; Nyeri Kronis; Terapi Nonfarmakologi.
Oleh :
Eveline Margo