Berikut narasi cerita lahirnya Gatotkaca: --- Di tengah bentangan hutan Mandalasara yang lebat, terdengar suara angin yang membawa harapan. Kala itu, dunia para ksatria tengah gempar dengan kabar seorang bayi yang akan menjadi pahlawan besar. Ia adalah anak dari pasangan perkasa, Bima, putra Pandu, dan Arimbi, seorang raksesi berhati lembut dari Kerajaan Pringgadani. Saat Arimbi mengandung, para dewa telah menubuatkan bahwa bayi yang dikandungnya akan menjadi ksatria yang tangguh, seorang pelindung keadilan. Namun, kelahirannya tidak berjalan mudah. Ketika bayi itu lahir, ia tidak menangis seperti bayi pada umumnya. Tubuhnya terlihat lemah dan nyaris tak bernyawa. Melihat kondisi ini, sang resi dan dewa segera memikirkan cara untuk menyelamatkan bayi tersebut. Bathara Narada, utusan para dewa, membawa bayi itu ke kahyangan. Di sana, para dewa memutuskan untuk membenamkan tubuh bayi itu ke dalam kawah Candradimuka, sebuah kawah sakti yang mampu memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa saja yang kuat menahannya. Ketika bayi itu dicelupkan ke dalam kawah yang mendidih, mantra-mantra sakti dipanjatkan. Berbagai senjata dewa seperti panah, tombak, pedang, dan gada ikut dimasukkan ke kawah itu, menyatu dengan tubuh si bayi. Bayi itu mengerang, namun tak menyerah. Dalam kilatan cahaya yang memancar ke langit, ia keluar dari kawah dalam wujud seorang bocah perkasa dengan tubuh sekeras baja. Dewa-dewa memberinya nama *Gatotkaca*. Dengan tubuh berlapis baja dan kemampuan terbang seperti kilat, ia dikenal sebagai "otot kawat tulang besi." Sejak saat itu, Gatotkaca dipersiapkan untuk menjadi pelindung Pandawa dan penjaga keadilan di medan Kurukshetra. Kelahiran Gatotkaca menjadi awal dari legenda seorang ksatria yang tak hanya gagah perkasa, tetapi juga penuh tanggung jawab terhadap dunia yang membutuhkan sosok pelindung. Ia adalah simbol keberanian, kekuatan, dan pengabdian.
Oleh :
Bambang Tri Wardoyo