Balita atau masa anak dibawah lima tahun diartikan sebagai anak berusia 12 bulan hingga 59 bulan. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa bayi (0-12 bulan) dab balita (12-59 bulan) akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak pada masa selanjutnya. Pertumbuhan anak dapat diukur menggunakan standar antropometri sebagai rujukan untuk menilai status gizi. Standar antropometri didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas empat indeks yaitu, Berat Badan menurut Umur (BB/U); Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U); Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB); dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). Penilaian status antropometri tersebut merupakan bagian dari upaya deteksi dini risiko gagal tumbuh, kenaikan massa lemak dini, dan perawakan pendek. Seluruh indikator tersebut dapat diukur di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Balita yang weight faltering apabila dibiarkan maka bisa menjadi underweight (gizi kurang) dan berlanjut menjadi wasting (kurus). Ketiga kondisi tersebut bila terjadi berkepanjangan maka akan menjadi stunting. Weight faltering (growth faltering atau failure to thrive) adalah kondisi berat badan anak yang di bawah standar usianya. Artinya, anak tidak mengalami kenaikan berat badan yang cukup, alias di bawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya. Walaupun data capaian balita ditimbang berat badannya naik N/D 84%, namun sisanya yang mencapai 16% belum naik menjadi potensi yang berbahaya di kemudia hari. Sehingga Diagnostik Komunitas ini dilaksanakan untuk memberikan intervensi terhadap kenaikan berat badan balita melalui pembagian rekomendasi buku menu padat gizi (kalori), pembagian makanan padat gizi, demonstrasi masak dan penyuluhan dengan target sasaran ibu-ibu yang memiliki balita dan kader posyandu di wilayah kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta.
Oleh :
Rudy Pou
